... DAKWAH > untuk Kemajuan diri dan Ummat I Qur'an > jantungnya Surat Yaasin I Masjid > jantungnya masyarakat Islam I Shalat berjamaah > jantungnya masjid I Silaturahmi > jantungnya umat Islam I Dakwah > jantungnya agama I Pengorbanan > jantungnya dakwah I Musyawarah > jantungnya pengorbanan I Sami'na wa atha'na > jantungnya musyawarah I Dakwah > maksud hidup I Hidup > dakwah I Dakwah > sampai mati I Mati > dalam dakwah I La ilaaha illallah muhammadur rasulallah ....

Wednesday 3 June 2015

Pentingnya Menjaga Nisab 3 Hari

Nisab. Nisab adalah ukuran, limit, atau batas. Nisab ini hasil dari renungan para masayikh yang sudah sangat mujahadah soal dakwah. Mereka menyarankan untuk tahap “latihan” dengan 3 hari atau 72 jam, karena dengan istiqomah menjaga nisab, akan “memancing” pada tahap berikutnya. Kalau sudah terbiasa, sudah istiqomah, maka disarankan untuk 10 hari tiap bulan. Bukan hanya 3 hari saja. Sayangnya, jika ada yang memaksa 10 hari, khawatir belum bisa istiqomah. Bukankah 2 rakaat shalat tahajud yang dilakukan secara istiqomah tiap malam, lebih baik daripada 20 rakaat tahajud namun tidak setiap malam? Jadi maksud 3 hari, adalah agar bisa istiqomah.

Orang tua kita, almarhum Kiayi Khuzairon, dalam salah satu bayannya, dakwah itu dilakukan secara bertahap. Mula-mula latihan 2,5 jam setiap hari. Lalu berkembang 3 hari tiap bulan, 40 hari tiap tahun, dan seterusnya. Intinya tetap sama. Agar bisa diistiqomahkan dalam dakwah. Latihan bertahap.


Dengan tunaikan nisab 3 hari, ini akan menjaga amalan selama satu bulan (kurang lebih 30 hari). Sebab, amalan seorang Muslim, jika ditunaikan akan berlipat ganda 10 kali. Shalat 5 waktu misalnya, yang berpahala 50 waktu. Tentu saja, jika benar tertib 3 hari penuh atau 72 jam, akan menjaga iman sekurang-kurangnya sebulan. Dari itu, jika nisab terlewat, banyak do’a, agar iman kita bisa terjaga.


Nisab 3 hari diibaratnya seperti tanaman yang rutin disiram. Terawat. Memang, ada level-level tertentu yang walaupun kelewat nisab, akan tetap bertahan. Ibaratnya, orang-orang ini termasuk khawas. Prilakunya seperti kaktus. Walau kena air jarang, namun tahan banting. Tapi kebanyakan orang, bukan kalangan ulama. Jadi para masayikh putuskan agar tetap tertib nisab 3 hari bagi siapa pun.  


Harus diakui, banyak juga para ahbab yang nisab 3 hari namun kurang dari 72 sudah bayan wabsy. Memang, dalam usaha dakwah ini tidak perlu dipaksakan. Namun, dengan mengikuti tertib akan ada perubahan sikap. Ini yang perlu. Banyak ahbab yang sudah belasan tahun ikut usaha dakwah, belum menunjukkan perubahan yang lebih baik, mungkin karena kurang tertib-kurang mujahadah. Orang tua kita katakan, dengan 72 jam penuh, Insyaallah nisab bulanan untuk umat. Namun, kalau kurang dari 72 hanya untuk diri sendiri saja. 

Kalau dicermati, dalam nisab tiga hari banyak ahbab dari kalangan tenaga pengajar yang daftari. Sebaiknya kebiasaan ini dihentikan. Barangkali ia berfikir, kalau guru keluar 3 hari penuh, nanti murid-murid menjadi terlantar. Akhirnya mereka belajar jadi tidak faham pelajaran. Apakah guru yang memberi paham, atau Allah Swt yang berikan kepahaman? Seandainya guru itu tetap nongkrong, jagain murid-muridnya, membiarkan nisab 3 hari berlalu, apakah dijamin murid-murid akan paham pelajaran? akan pintar?

Jadi jangan ragu-ragu saat mau tunaikan nisab 3 hari. Setiap mau nisab, sebelum berangkat pasti ada banyak masalah. Padahal, kalau sudah berangkat, masalah itu sebenarnya sepele saja. Namanya juga ujian dan tantangan dakwah. Insyaallah siap semua berangkat nisab 3 hari minggu ini..!!! siapa siap? Insyaallah.

Subhanallah wa bihamdihi, Subhanakallahumma wa bihamdika Asyhadu Allaailaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik        


No comments:

Post a Comment

Komentar dari kamu, menjadi sedekah yang dicatat Allah. Silahkan beri komentar untuk kemajuan blog ini.